Masihkah media cetak mampu bertahan?
Pertanyaan tersebut sepertinya bukanlah pertanyaan yang
asing atau jarang didengar saat ini, bahkan mungkin pertanyaan tersebut menurut
saya timbul dari keresahan para orang-orang yang menjadi pemerhati dan pengguna
media cetak khususnya. Masihkah media cetak mampu bertahan? Khususnya untuk
10-20 tahun kedepan? Saya memilih untuk menjawab tidak. Tentu jawaban ini bukan
tanpa alasan. Pertama, media cetak semakin susah untuk menjadi media yang mudah
dikonsumsi, maksudnya disini, saya sebagai seorang mahasiswi yang butuh akan
informasi yang update atau terbaru dengan cepat, merasa direpotkan jika harus
membeli terlebih dahulu media cetak yang berisi informasi yang ingin saya baca.
Belum lagi dengan semakin minimnya orang atau pedagang yang berjualan media
cetak yang dulu nya sangat mudah kita temui di pinggir-pinggir jalan. Hal lain yang juga menjadi pertimbangan
adalah, setelah saya membeli media cetak tersebut, seperti Koran, Koran tersebut
hanya akan menjadi sampah setelahnya. Alasan kedua, karna saat ini, semua sudah
menjadi serba digital, serba online. Masyarakat dipermudah dengan adanya
perkembangan teknologi. Mereka bisa dengan mudah mengakses informasi hanya
dengan mengetik apa yang ingin mereka ketahui disebuah alat canggih yang
disebut smartphone. Tidak perlu susah-susah mecari Koran setiap
pagi mereka sudah mendapatkan informasi itu dengan mudah di gadget mereka. Mereka
bisa mengaksesnya kapanpun dan dimanapun. Bahkan anak kecil mungkin tidak
mengenal lagi Koran itu apa, majalah itu apa, karna mereka sejak usia yang sangat
dini sudah dikenalkan dengan gadget dan smartphone dan perangkat-perangkat
teknologi lainnya. Alasan ketiga adalah, media cetak adalah media yang
menggunakan banyak sekali kertas dalam setiap produksinya dan saya akan sangat
lega jika media cetak tidak lagi ada karna pohon-pohon tidak perlu ditebang
untuk pembuatan kertas yang akan digunakan sebagai bahan baku dalam mencetak
media cetak tersebut.
Sisi lain yang bisa dijadikan alasan agar media cetak dipertahankan
menurut saya adalah media cetak, bagi sebagian orang atau banyak orang termasuk
saya merupakan media yang sangat bisa dipercaya. Artinya disini media cetak dianggap
sebagai media yang akurat. Apapun yang dimuat dalam media cetak tersebut bisa
dipertanggungjawabkan karna proses yang dilalui media cetak ini sangatlah
panjang dan ini menjadikan apa yang dimuatnya menjadi sangat akurat dan minim
kesalahan. Tetapi kembali lagi pada alasan yang saya kemukan sebelumnya. Orang-orang
tidak ingin dipersulit hanya untuk mendapatkan informasi. Jadi sebagian orang
bahkan tidak peduli apakah informasi itu akurat, dapat dipercaya dan memang
sebenarnya terjadi. Mereka hanya akan membacanya dan kemudian melupakannya, dan
jika mereka peduli dengan apa yang dibacannya mereka akan membaginya dengan
orang lain.
Masalah yang dihadapi sudah sangat jelas disini, menurut
saya media cetak sulit untuk bertahan dengan kondisi-kondisi yang saya
kemukakan sebelumnya. Solusi yang saya rasa rasional dengan keadaan ini adalah
media cetak harus berusaha keras mempertahankan keakuratan mereka dalam
penyampaian informasi. Media cetak juga diharapkan bisa lebih cepat dalam
menyebarkan informasi, agar informasi yang diterima pembacanya bukanlah
informasi yang basi. Solusi lainnya adalah menggalakan kembali budaya membaca
kepada anak-anak. Jika dulu saya, anak generasi 90an diberi tugas mengumpulkan
klipping dari Koran-koran bekas. Saya rasa metode ini juga bisa digunakan saat
ini untuk mengenalkan anak-anak pada Koran atau media cetak khususnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar